TRAGEDI JUMAT BERDARAH DAN PESAN TERSIRAT DIDALAMNYA


OLEH: MUHAMMAD AKMAL ASHARI
Jumat 15 Maret 2019 menjadi hari yang berdarah bagi kaum Muslim di Selandia Baru. Seorang teroris bersenjata api melakukan aksi penembakan brutal terhadap jamaah masjid di kawasan Christchurch Selandia Baru. Teroris tersebut melakukan aksi brutalnya ketika umat Islam sedang melaksanakan sholat jumat berjamaah di Masjid al Noor, Christchurch. Hasilnya? 49 orang syahid (in syaa Allah) dan puluhan lainnya luka-luka akibat terkena timah panas yang dilontarkan dari mesin pembunuh yang digunakan oleh teroris tersebut. Tak pelak kecaman luar biasa datang dari berbagai kalangan, bahkan Perdana Menteri Selandia Baru menyatkan bahwa kasus penembakan tersebut adalah aksi teroris yang tidak akan ditolerir di Selandia Baru. Track record Selandia Baru yang terkenal ramah untuk semua kalangan berubah menjadi mencekam akibat aksi teror yang dilakukan oleh Brenton Tarrant yang merupakan warga negara Australia. Terlepas apa ideologi dan motif yang dimiliki oleh pelaku, Ini adalah nyata sebuah aksi teror yang mengancam dunia.
Namun ada yang membuat saya tertarik dengan kasus ini, tepatnya setelah Brenton ditahan dan senjatanya disita sebagai barang bukti. Senjata berjenis AR15 yang telah dimodifikasi ini memiliki coretan-coretan yang justru menjadi petunjuk ‘apa motif dan ideologi’ yang dimiliki si pelaku teror. Coret-coretan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap biasa, namun ini merupakan petunjuk bahwa si pelaku adalah orang yang cukup cerdas dan paham sejarah kaumnya. Sekali lagi, paham sejarah kaumnya!
Saya coba mulai mengulasnya satu persatu:


Dari gambar pertama, ini adalah senjata AR 15 yang telah dimodifikasi dan telah dicoret-coret dengan banyak tulisan yang sebenarnya mengandung makna mendalam
  1. Ada tulisan Tours 732. Ini adalah peristwa pertempuran antara bangsa Prancis pimpinan Charles Martel melawan Abdurrahman Al Ghafiqi ketika umat islam dar Andalusia mengekspansi kawasannya ke jantung Eropa. Namun pasukan muslim berhasil dikalahkan di kota Tours pada tahun 732
  2. Ada tulisan Lepanto 1571. Peristwa gagalnya armada kapal Usmani ketika melakukan ekspansi ke Eropa melalui jalur laut. Pertempuran antara Usmani dengan Liga Suci berakhir tragis bagi Usmani. Hal ini menjadi kejayaan sendiri bagi Liga Suci yang merupakan koalisi katolik Eropa.
  3. Vienna 1683. Gagalnya invasi Usman ketika berupaya menaklukkan Eropa melalu Vienna, Austria. Usaha Usmani pimpinan Kara Mustafa Pasa pun harus terhenti dan digagalkan oleh pasukan gabungan Eropa yang  dipmpin Jan Sobieski asal Polandia.
  4. John Hunyadi, seorang tokoh dan pimpinan bangsa Hungary yang pernah head-to-head dengan Turki Usmani dengan semangat juang agama Kristen.


Lalu pada gambar kedua, yakni foto magasin senjata yang digunakan. Ada 3 magasin yang digunakan, kapasitas 30 peluru, kapasitas 40 peluru, dan kapasitas drum yang lebih dari 40 peluru. Masing2 magasin terdapat tulisan-tulisan serupa dengan badan senjata yang digunakan.
  1. Josue Estebanez, seorang pemuda berpaham Neo-Nazi
  2. Tulsan Sirilik-Serbia, yang dbaca: Milosh Obilic, seorang Serbia yang menjadi pahlawan karena membunuh Sultan Murad Pertama, moyang dari Sultan Muhammad al Fatih
  3. Sigismund of Luxembourg, raja dari Kekaisaran Romawi Suci yang merupakan bagian dar Orde Naga untuk menghadapi Turki Usmani
  4. Feliks Kazimiers Potocki, pimpinan Polandia dalam pertempuran Podhajce yang berhasil mengalahkan Turki Usmani
  5. iosif Gurko, panglima perang Rusia selama perang Russo-Turkish War 1877-1878
  6. Dua tulisan berbahasa Armenia (atau Georgia?) yang saya tidak tahu artinya, yang jelas itu adalah nama tokoh yang pernah melawan Turki Usmani
  7. Tertulis lagi Vienna 1683 yang sudah saya jelaskan
  8. Lalu ada Acre 1189, peristiwa Siege of Acre semasa Perang Salib. Pasca pembebasan Jerusalem oleh Salahuddin, inggris yang dipimpin oleh Richard the Lionheart melakukan penyerbuan ke kota Acre dan membantai ribuan kaum muslim disana
  9. Lalu ada Vac 1684, yang merupakan gambaran Battle of Vac tahun 1684. Pertempuran ini dimenangkan oleh Austria dalam perang melawan Turki Usmani

Selanjutnya gambar ketiga yang merupakan kebalikan dari gambar kedua, tertulis pula sebagai berikut:
  1. Konstantin II Asen, tokoh Bulgaria yang menyerukan gerakan anti-Ottoman dan memberontak terhadap kesultanan.
  2. Tulisan Sirilik-Serbia yang dibaca ‘boy na ivankovci’ atau Pertempuran ivankovac yang merupakan perlawanan Serbia terhadap Turki Usmani tahun 1805. Pertempuran ini menjadi bagian dari Kebangkitan Serbia.
  3. Tulisan Sirilik-Serbia yang bertuliskan Pavlo Sergiovich, tapi saya tidak tahu siapa yang dimaksud
  4. Horogszegi Szilagyi Mihaly, tokoh Hungary yang turut melawan Turki Usmani. Dia adalah adik dari Elisabeth yang merupakan istri dari John Hunyadi
  5. Bohemond of Antioch, tokoh perang Salib yang turut andil dalam penaklukkan Jerusalem tahun 1099
  6. Gaston of Bearn, tokoh Perang Salib yang memimpin gerakan Reconquista di Spanyol dan turut memenangkan pertempuran Ascalon pada abad ke II.
  7. Pelayu, atau bernama asli Pelagius of Asturia yang merupakan pemimpin bangsa Goth yang berhasil memenangkan Pertempuran Covadonga melawan Umayyah Kordoba tahun 718
  8. Terakhir ada Charles Martel, pemimpin Prancis yang berhasil memenangkan Prancis melawan ekspansi muslim pimpinan Abdurrahman Alghafiqi pada pertempuran Tours 732
Satu kesimpulan saya adalah, Brenton Tarrant bukanlah orang bodoh yang tidak paham sejarah. Justru teroris tersebut paham sejarah dan bisa jadi yang dilakukannya kemarin adalah salah satu bentuk ‘refleksi sejarah’ yang justru malah mengorbankan orang lain demi kepuasannya sendiri. Bukan tanpa sadar si pelaku menuliskan nama-nama tokoh dan peristiwa dimana kaum muslim kalah dan dipermalukan, justru hal itulah yang menjadi pembakar semangatnya untuk melakukan hal serupa ‘seperti para pendahulunya’. Ancaman terhadap kaum muslim, bahkan ancaman terhadap Presiden Turki dan mengancam akan merebut kembali Konstantinopel sudah dilakukannya. Ini soal sejarah, dendam masa lampau yang hendak dibangkitkan kembali.
    Kalau saja musuh2 islam sudah sadar sejarah dan ingin merefleksikannya kembal, mengapa kita sebagai umat muslim yang berperadaban tinggi dan memiliki sejarah yang begitu gemilang mulai melupakan dan meninggalkan sejarah? Kalau dia (Brenton) menggunakan sejarah untuk melakukan kekejianm dan terorisme, seharusnya kita menggunakan sejarah sebagai hikmah dan pelajaran agar bisa membangkitkan kembali kejayaan islam dengan cara yang diridho-Nya
Semarang, 16 Maret 2019

Komentar

Postingan Populer