Kebersihan Hati: Faktor Penggerak Perjuangan Umat

Oleh: @akmal_ashari08

Umat Islam sejatinya adalah umat yang tidak mengenal rasa takut sedikitpun terhadap apapun. Ketakutannya diperuntukkan hanya kepada Allah semata, bukan kepada makhluknya, termasuk dari kelompok manapun dan juga bangsa apapun yang mengancam keberadaan umat Islam yang telah bertempat tinggal di suatu tempat. Hal ini terbukti dan tercatat dalam sejarah, umat Islam berkali-kali diancam dan berhadapan dengan lawan-lawan yang justru kekuatannya melebihi dari kekuatan umat Islam pada saat itu. Sebut saja peristiwa Badar, ketika umat Islam yang ‘hanya’ berjumlah 313 orang, mampu mengalahkan pasukan yang berjumlah kurang-lebih 1000 pasukan. Atau dizaman modern ketika kolonialisme sudah terjadi dan negeri-negeri muslim sering jadi korban, muncul sosok-sosok pemberani yang menginspirasi perjuangan umat. Apa yang membuat umat Islam yang sudah sejak lama hingga saat ini masih yakin akan perjuangan?

Kita coba tengok sejarah, seorang Shalahuddin Al Ayyubi memimpin umat Islam ketika hendak melakukan pertempuran semasa Perang Salib, beliau senantiasa menginspeksi pasukannya diwaktu malam untuk melihat apa yang dilakukan oleh pasukannya ketika sedang beristirahat. Ketika beliau melihat pasukannya yang sedang tertidur diwaktu malam beliau bergumam “kekalahan akan datang dari sini”. Berbeda halnya ketika beliau melihat pasukan yang sedang berdzikir, lalu mendirikan shalat diwaktu malam, beliau langsung bergumam “kemenangan akan datang dari sini”. Maka beliau langsung menempatkan pasukan-pasukan terbaiknya ntuk berada digaris depan. Prinsipnya, rahib dimalam hari dan kesatria disiang hari.

Lalu kita pernah melihat sosok Singa Padang Pasir. Tokoh perlawanan Umat Islam Libya ketika wilayahnya hendak dicaplok oleh Italia pimpinan Mussolini. Omar Mukhtar namanya, seorang guru ngaji biasa yang sudah sepuh, namun semangatnya untuk berjuang tidak pernah padam. Kesehariannya hanya dipenuhi dengan dzikir, tahlil, shalawat, mengaji, dan mengajarkan alquran kepada anak-anak muda di sekitarnya. Namun hal itulah yang membuat semangatnya untuk berjuang dan mempertahankan negerinya dari penindasan kaum kolonial. Perlawanannya yang menggelora mampu menggetarkan Italia dan bangsa Eropa. Perjuangannya terpaksa berhenti akibat adanya pengkhianatan dari beberapa tokoh agama yang menjual dirinya kepada Italia, dan perjuangannya berhenti ditiang gantungan. Libya berduka lalu Italia berpesta.

Nusantara pun memiliki banyak sosok pejuang yang tidak takut terhadap kolonialisme Belanda, Inggris, serta ditutup pendudukan Jepang. Semua berjuang Ikhlas hanya untuk bangsanya, dan tentu untuk agamanya. Sebut saja seorang mujahid yang juga seorang bangsawan bernama Diponegoro. Hatinya terus bergelora untuk melakukan perjuangan karena pesan-pesan Islam yang menyampaikan kepadanya untuk berjuang melawan kesewenang-wenangan Hindia-Belanda. Lalu sosok Bapak Bangsa Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, yang melalui Sarekat Islamnya dengan gagah berani menyuarakan zelfbestuur atau pemerintahan sendiri di depan kantor-kantor pemerintah Kolonial Hindia-Belanda, karena beliau tau yang dilakukan oleh Hindia-Belanda adalah kezaliman dan penindasan. Lalu ulama-ulama pejuang kemerdekaan yang alim dan shaleh, turut menyuarakan Resolusi Jihad ketika Indonesia akan kembali dijajah oleh pemerintah Inggris demi menegakkan kedaulatan bangsa dan negara, serta umat Islam pada khususnya.

Dan teruntuk generasi muda, berjuanglah sungguh-sungguh untuk memajukan umat ini, serta bangsa ini. Dan jangan lupa untuk senantiasa membersihkan hati, karena hati yang bersih adalah modal utama untuk keikhlasan dalam perjuangan. Bahkan, kita senantiasa harus lebih mencintai umat dan bangsa ini ketimbang diri kita sendiri

Sungguh, hanya yang berhati bersih lah yang mengerti bahwa umat ini harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya yang berhati bersih lah yang akan bergerak dan berjuang sepenuh hati untuk menegakkan keadilan serta meraih kemenangan

Tasikmalaya, 1 Muharram 1441

Komentar

Postingan Populer